Saat penulis masih duduk di bangku sekolah dari TK hingga SMA, tidak beranjak dari peringkat 3 besar. Ortu sangat bangga dengan pencapaian itu, terutama ibu. Namun bagi ayah, itu belumlah cukup katanya. Pandai bukan berarti bisa menjawab seluruh soal dalam ujian atau test. Tetapi lebih dari itu.
Di saat itu memang masih belum begitu jelas tergambar bagaimana kebenaran perkataan ayah itu. Namun seiring berjalannya waktu, hingga lulus dan masuk kuliah baru tersadar, ternyata kepandaian memang sangat luas maknanya.
Di saat itu memang masih belum begitu jelas tergambar bagaimana kebenaran perkataan ayah itu. Namun seiring berjalannya waktu, hingga lulus dan masuk kuliah baru tersadar, ternyata kepandaian memang sangat luas maknanya.
Waktu kuliah harus memiliki kemampuan berbicara mempresentasikan hasil laporan. Mengkomunikasikan detail skripsi di hadapan penguji. Berkomunikasi dengan mahasiswa, ternyata memerlukan energi untuk dapat mencapainya. Saat bekerja, kemampuan ini sangatlah mutlak, kalo bisa dibilang begitu, untuk berhasil dalam bisnis. Bertemu dengan banyak person yang memiliki keragaman berbeda-beda, juga memerlukan kepandaian dalam memahaminya.
Lalu parameter pandai itu seperti apa? Apa seseorang yang fasih berbicara di depan umum sudah layak diplot sebagai orang pandai? Anggota DPR, CEO perusahaan, motivator, konsultan, dan semisalnya. Apa mereka itu orang pandai? Lalu bagaimana halnya dengan seorang peneliti yang berkutat di laboratorium dan banyak diamnya bukan termasuk orang pandai? Perancang mobil, robot, gadget, dan lainnya bukan orang pandai hanya karena mereka jarang berbicara atau mempresentasikan hasil pekerjaannya?
Teringat sebuah cerita dari seorang kawan. Dia memiliki seorang anak yang duduk di sekolah SMP. Anaknya jarang masuk sepuluh besar peringkat kelas. Namun dia bangga, karena setelah menerima hasil raport kenaikan kelas, ia mendapat informasi dari gurunya, kalo si anak itu sangat disukai oleh seluruh siswa di kelasnya. Kenapa? Ternyata, si anak perempuan ini sangat care dengan teman-temannya. Dia suka menolong saat temannya punya masalah. Jadi tempat curhat yang baik. Menjadi penghibur saat temannya kesusahan. Dan selalu menjadi orang pertama yang menjenguk temannya yang sakit.
Secara akademis dia tidak pandai, namun sisi yang lain ia begitu pandai dalam berteman dan berkomunikasi dengan teman-temannya. Apa berhak si anak ini diplot termasuk anak pandai? Atau tidak.
Solo, 12/14
No comments:
Post a Comment