Thursday, April 9, 2015

Hutang Tanpa Agunan

Adakah diantara pembaca yang mempunyai pengalaman bisa berhutang tanpa agunan atau jaminan? Secara personal mungkin, iya. Maksud saya, hutang dengan saudara, kerabat, kolega atau teman mungkin bisa. Tapi adakah perusahaan keuangan yang membolehkannya? Ada? Ok, mari kita simak...

Beberapa kali, penulis mendapat inbok via email yang isinya menawarkan pinjaman lunak tanpa jaminan. Bayangkan, sudah lunak, tanpa jaminan lagi. Siapa yang mau nolak? Bahkan ada pula yang bentuknya hibah. Ini lebih hebat lagi. Sudah pinjam, boleh pula tidak dikembalikan. Amazing kan?!!

Awalnya tertarik. Lalu klik, dan membaca isinya. Ada kontak HP yang bisa dihubungi. Sedikit kutipannya, bahwa bisa pinjam hingga 1 milyar tanpa agunan. Silakan isi biodata, email dan seterusnya. Saat itu penulis hendak mengisi form online yang disediakan. Tetapi tertahan, karena ada nomor kontak HP yang bisa saya hubungi. Ok, setelah itu, nomor saya simpan. Dan saat yang tepat, yakni di waktu hari kerja, saya telpon nomor yang tertera. Namun tidak aktif. Mungkin sibuk, awalnya saya menyangka seperti itu. Esoknya saya hubungi, ternyata tidak aktif lagi. Ok,.. Saya stop dulu.

Malam, saya buka email lagi. Inbok yang lain saya klik. Isinya hampir mirip dengan inbok pertama. Namun kali ini nomor HPnya aktif. Nah, lumayan bisa nyambung. Waktu itu saling memperkenalkan diri. Katanya ia dari perusahaan INI (maaf saya sembunyikan ya) yang berpusat di kota ITU (ini juga, hehe). Pada intinya saya diminta datang langsung ke kantornya yang berjarak ratusan km dari rumah saya. Ok, saya menyetujuinya, karena detail alamat cukup lengkap.

Keesokannya, ia menghubungi saya lagi. Say hello, lalu ia membuat jadwal ulang. Katanya dalam minggu ini ia akan ke luar negeri, ada urusan di sana. Sehingga meminta saya mengirimkan data lewat pos. Ok, saya setuju. Tetapi yang membuat saya janggal, orang yang diujung telpon itu membuat perencanaan adminstrasi yang cukup panjang, penulis lupa. Pada intinya biaya administrasi untuk mengambil pembiayaan itu. Waktu itu cukup banyak, pokoknya jutaan lah. Maaf saya sembunyikan lagi,...

Saya diam, bukan mendengarkan detail kegunaan uang yang harus saya tranfer hari itu, namun berpikir, uang sedemikian besar begitu mudahnya saya berikan kepada orang yang belum saya kenal. Saya meng-iyakan, lalu saling menutup telpon. Hari ini transfer sekian juta. Ke rekening yang sudah saya tulis (tapi sekarang raib entah kemana).

Belum sejam, orang itu menelpon lagi. Ia hanya memastikan kalau saya harus transfer hari itu juga. Saya meng-iyakan saja. Waktu berlalu, sampailah malam hari tepat jam 12 malam. Dering telpon membuat tidurku sedikit terganggu. Aku tempelkan di telinga sambil tiduran. Apa yang saya dengar? Saya kaget? Saya lihat nomornya lagi. Ini orang yang minta transfer tadi. Suara ejekan, makian, marah-marah, kata-kata buruk dan lain-lainnya terekam jelas dalam telinga.

Owh, syukurlah. ternyata Tuhan masih sayang dengan saya. Rezeki saya masih utuh. Saya tidak jadi transfer, karena memang lupa. Yang pada akhirnya, si "penipu" justru mengaku sendiri dengan aksinya.

be carefull, alone

No comments:

Post a Comment