Wednesday, April 8, 2015

Sukses Tanpa Alamat Email

Ini adalah sebuah kisah yang sangat-sangat menarik, lucu, menggugah dan motivatif. Cerita ini sudah sekian kalinya penulis ceritakan, namun baru kali ini saya share-kan melalui media blog. Kisah seorang pengusaha sukses yang hingga beliau meraih kesuksesannya masih belum memiliki alamat email pribadi. Namun jangan sangka, justru inilah yang menarik dari cerita ini. Oke, lanjut...

Tanpa menyebut nama asli pengusaha ini, dan kita sebut saja pak Abdullah. Dia anak kampung yang merantau ke sebuah kota metropolis di Indonesia. Sesampai di sana anak muda ini mondar-mandir ke sana kemari untuk mencari pekerjaan. Maklum, sesampai di kota itu ternyata sangat berbeda seperti yang disangkakan sebelumnya. Ternyata berat, dan sangat berat godaan hidupnya.

Dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, dari satu pabrik ke pabrik lainnya dan dari satu toko ke toko ke toko lainnya ia hampiri hanya untuk melamar pekerjaan. Hari-hari berlalu, uang saku pun sudah mulai habis. Akhirnya ada rezeki untuknya. Ia diterima di sebuah perusahaan swasta. Ia datang ke perusahaan itu, dan langsung menghadap kepala HRD. Senyum senang saat HRD mengucap diterima menjadi karyawan Cleaning Service. Setelah ditanya profil ini itu dan lain sebagainya, ia jawab dengan jujur apa adanya. Namun ada satu pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya, yaitu ia tidak memiliki alamat email. Sang HRD bilang, "Hari gini Anda tidak punya alamat email?" Begitu kira-kira ucapan sang HRD. Tertunduk lesu si Abdullah muda keluar ruangan yang bertuliskan Bag. Personalia itu.

Hampir tak menyangka, hanya gara-gara alamat email ia tidak jadi diangkat karyawan di perusahaan itu. Dalam perjalanan pulang ke kost-nya, ia berpikir keras. Bagaimana bisa itu terjadi. Ahirnya ia berniat ke warnet dan bertanya ke operatornya bagaimana membuat alamat email. Terik matahari yang menyengat membuyarkan pikirannya. Ia lalu duduk di pinggir jalan yang ada pohon rindangnya. Ia lihat lalu-lalang motor di depannya. Hingga tertuju pada seorang tua yang membawa bakul atau keranjang buah mangga yang digendong kanan kiri. Bukan rasa iba yang ia cermati, namun sesuatu yang membuat otaknya berpikir kembali.

Oke, bersambung ke halaman Sukses Tanpa Sadar (bag 2-selesai)

Keep spirit..!

No comments:

Post a Comment